Berita
21 Okt 2025
Penulis : Folber Siallagan
Gudang Farmasi Raksasa dari Dasar Laut yang Tak Terbatas
Lebih dari 70% permukaan bumi ditutupi air laut yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di dalam laut menawarkan gudang senyawa kimia yang belum tereksplorasi. Penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari sampel laut mengandung senyawa kimia baru, dibandingkan dengan hanya 2% dari sampel darat. Ini artinya potensi farmasi yang sangat besar. Potensi farmasi yang luar biasa ini menjadikan biofarmakologi laut sebagai salah satu upaya paling penting dalam memerangi penyakit manusia modern.
Diketahui, biofarmakologi laut atau marine pharmacology, merupakan bidang studi yang menyelidiki dan mengidentifikasi tumbuhan dan hewan laut yang bermanfaat untuk kebutuhan medis.
Biofarmakologi Laut begitu penting karena dalam ilmu kedokteran, lingkungan laut memiliki sumber senyawa baru yang tak terbatas untuk obat-obatan baru. Seperti terumbu karang, diperkirakan menjadi rumah bagi 600.000 hingga lebih dari 9 juta spesies tanaman dan hewan. Organisme laut, terutama Sesil, menempel di satu tempat, atau bergerak lambat, harus menghasilkan senyawa kimia yang kuat untuk pertahanan diri untuk melawan predator atau menarik mangsa. Senyawa ini berupa racun, antibiotik, steroid, dan lainnya, sering kali memiliki sifat anti kanker, anti inflamasi, atau anti virus yang sangat berguna bagi manusia.
Bidang biofarmakologi laut ini memberikan harapan besar, karena lebih dari separuh penelitian kanker saat ini berfokus pada sumber laut.
Di bawah permukaan laut yang luas, selain terumbu karang, dihuni oleh organisme yang telah berevolusi dengan mekanisme pertahanan kimia yang unik. Senyawa-senyawa kuat ini kian disoroti oleh dunia medis, seperti Bunga Karang (Sponges), Siput Kerucut (Cone Snails), Karang Laut, Bryozoan atau "hewan lumut" laut, dan Tunikata atau Timun Laut (Sea Squirts).
Penemuan-penemuan ini berkontribusi dalam pengembangan biofarmakologi menjadi strategi pertahanan kimia dan bermanfaat besar bagi umat manusia. Dalam melawan kanker, AIDS, hingga penyakit jantung, kehidupan laut menjadi aset yang tak ternilai harganya bagi masa depan kesehatan global. (*)
Berita Lainnya