Berita
25 Mar 2023
Penulis : Folber Siallagan
Udang Vaname Indonesia Siap Kuasai Pasar Global
Udang vaname atau udang putih kini menjadi komoditas unggulan ekspor produk kelautaan Indonesia. Pemerintah kini sedang membangun proyek tambak udang berbasis kawasan di Kebumen Jawa Tengah. Proyek ini diharapkan menjadi titik awal produksi udang masal di Indonesia.
Tambak budi daya udang berbasis kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah, yang diperkenalkan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menelan anggaran Rp175 miliar. Tambak berbasis kawasan ini memiliki luas 60 hektare yang terdiri atas 149 petak tambak, serta diharapkan mampu menghasilkan udang di atas 40 ton per hektare per tahun. "Ke depan targetnya mampu ditingkatkan menjadi 80 ton per hektare per tahun," kata Trenggono. Diperkirakan balik modal (BEP) akan dicapai dalam 4 tahun.
“Jika investasinya sudah balik, modal akan kami gunakan di tempat lain dengan proyek yang sama,” katanya. Daerah selanjutnya yang akan dibangun tambak udang berbasis kawasan serupa adalah di Waingapu, NTT. Lahan yang disiapkan seluas 1.800 hektare.
Konsep pembangunan tambak ini memakai sistem tambak yang diklaim menggunakan manajemen yang modern dan terintegrasi. Mulai dari perawatan, pakan, limbah hingga industri turunannya. Diharapkan pada 2024, Indonesia mampu menguasai pasar udang global dengan nilai mencapai USD 1,9 miliar (Desember 2022).
Dipilihnya Kabupaten Kebumen sebagai proyek pertama karena ketersediaan air yang cocok untuk budi daya udang. Selain itu, dukungan dari Pemda setempat juga sangat kuat.
Perbedaan tambak udang modern berbasis kawasan ini dengan tambak udang tradisional ada di sisi penataan kolam hingga pembuangan limbah. Air dari laut dialirkan ke tambak dan ditampung di ruang tandon, untuk dipastikan kebersihannya sebelum dimasukkan ke tambak.
Setelah tambak terisi air laut yang sudah dibersihkan, bibit udang vaname yang juga sudah lolos uji kesehatannya ditebar. Pengecekan berlapis dan berkala dilakukan untuk air kolam dan sampel bibit. Sedangkan limbah kotoran udang dan sisa pakan dialirkan ke tempat penampungan khusus untuk diolah menjadi pupuk atau produk lain.
Trenggono yakin dengan konsep ini, produksi udang dalam negeri akan stabil dan tidak lagi ditolak di pasar Eropa. “Insya Allah ini kita menuju pada industrialisasi udang nasional yang memiliki kualifikasi baik,” pungkasnya. (*)
Berita Lainnya