Berita
27 Mar 2023
Penulis :
Rumput Laut Sidoarjo Tembus Pasar Australia
Kabar gembira datang dari para petani rumput laut Sidoarjo. Ini setelah rumput laut jenis gracilaria produksi mereka menembus pasar Australia. Target produksi mereka yang diminta adalah 1.000 ton per tahun.
"Ini merupakan peluang bagi kami, dari segi pertumbuhan ekonomi sangat terbantu. Dengan target 1.000 ton rumput laut per tahun nya, insya Allah koperasi dapat mencukupi target itu," kata Ketua Koperasi Rumput Laut Agar Makmur Sidoarjo, Sentosa Heri Sudarmono.
Diketahui, kepastian terserapnya rumput laut asal Sidoarjo ini ke Australia ditandai dengan adanya kerja sama antara Koperasi Rumput Laut Agar Makmur Sentosa Jabon, Sidoarjo dengan produsen biomaterial rumput laut 'ULUU' asal Australia. Penandatanganan kerja sama ini menunjukkan minat bersama kedua pihak untuk kemitraan multitahun dan menjadi parameter pencapaian target bersama.
Pihak ULUU Australia meminati rumput laut jenis Gracilaria dari Sidoarjo setelah melakukan survei mendalam ke produsen sejenis di Vietnam, Thailand dan berbagai negara lain. Akhirnya mereka memilih komoditas rumput laut dari Sidoarjo.
"Di Indonesia, pembudidaya rumput laut jenis ini (gracialis) cuma ada tiga daerah. Salah satunya di Jabon ini," ujar Heri.
Heri maupun para pengurus dan anggota Koperasi Rumput Laut Agar Makmur mengaku tertantang dengan permintaan pasokan dari ULUU. "Ini sekaligus peluang bagi kami. Kami sudah siap, total kami memiliki areal budi daya rumput laut seluas 1.200 hektare dengan jumlah 150 petani lebih," tegasnya.
Dia mengatakan, dari luas areal lahan budi daya koperasi dapat menghasilkan 80 sampai 90 ton rumput laut per bulan. Saat ini pihak ULUU juga masih dalam tahap penelitian atau survei sembari menunggu pembangunan pabrik di Kabupaten Pasuruan rampung.
Chief Executive Officer (CEO) ULUU Julia Reisser mengatakan, kerjasama dengan petani rumput laut Sidoarjo menjadi momentum bagi ULUU untuk memfasilitasi aplikasi teknologi seluler yang dapat melakukan pelacakan terhadap rantai pasok rumput laut.
Diketahui, ULUU ialah startup Australia yang memproduksi bahan alami yang dikenal sebagai PHA dari rumput laut, air laut, dan proses fermentasi air asin yang unik. Berbahan kompos yang dapat menggantikan plastik sekaligus meningkatkan kesehatan iklim dan lautan.
Julia juga mengaku jalinan kemitraan ini tak hanya untuk mendapatkan rumput laut dengan kualitas terbaik dari Jabon. Pihaknya berencana membangun dan mengoperasikan pabrik komersial sekaligus mendukung program hilirisasi dari Pemerintah Indonesia.
"Koperasi ini dapat memproduksi lebih dari 500 ton Gracilaria kering per bulan dan berlokasi strategis 30 kilometer dari kawasan industri Pasuruan, di mana ULUU sedang mempertimbangkan untuk membangun fasilitas komersial pertamanya," pungkas Julia. (*)
Berita Lainnya