Berita
17 Sep 2023
Penulis : Folber Siallagan
Kontroversi Rencana Norwegia Mengeruk Mineral dari Dasar Laut
Krisis bahan baku dan energi yang terbatas membuat negara-negara di Eropa mencari alternatif sumber alam baru. Ide yang muncul di pemerintahan negara Norwegia adalah menggali dasar laut yang kedalamannya lebih dari 3.000 meter. Dipercaya ada banyak bahan baku mineral yang sangat berharga dan langka. Bagaimana Norwegia bisa mewujudkan?
Sasaran eksploitasi yang disasar adalah area dasar laut seluas 280.000 km persegi di antara pulau Jan Mayen dan kepulauan Svalbard.
Rencana menambang dasar laut itu muncul setelah ada sebuah survei yang disponsori pemerintah menemukan sejumlah besar logam dan mineral, mulai dari tembaga hingga unsur tanah jarang atau mineral langka.
Mineral tersebut ditemukan dalam sulfida polimetalik, atau yang disebut "perokok hitam", di kedalaman sekitar 3.000 meter. Di sinilah air laut bersentuhan dengan magma yang muncul ke permukaan melalui retakan tektonik dan kemudian dibilas kembali membawa logam terlarut dan belerang.
Unsur tanah jarang, seperti skandium, juga ditemukan di kerak mangan yang tumbuh di batuan dasar dengan kecepatan satu sentimeter (0,4 inci) per juta tahun. Survei di Norwegia telah membuktikan endapan kerak dengan ketebalan hingga 40 sentimeter.
Memang belum ada teknologi yang tersedia secara komersial untuk memproduksi mineral dasar laut, meskipun beberapa mesin telah dibuat untuk menguji produksi di tempat lain di dunia.
Para peneliti di Norwegia menggunakan robot bawah laut dan mesin bor untuk mengumpulkan sampel mineral di dasar laut.
Hal lain yang menjadi alasan Norwegia ingin menambang mineral di dasar laut adalah bahwa di kedalaman lebih dari 1.000 meter (0,62 mil), tidak ada cahaya, suhu mendekati titik beku, dan tekanan air tinggi. Dipercaya tidak ada kehidupan di situ.
Jika pun ada kehidupan, menurut sebuah studi, jika dilakukan penambangan dampak yang ditimbulkan akan bersifat lokal, terbatas pada wilayah sebenarnya yang diekstraksi. Dampak terhadap perikanan juga akan minimal.
Perusahaan penambangan yang ditunjuk pemerintah mengatakan mereka berencana mengekstraksi mineral dari lubang hidrotermal yang tidak aktif, di mana keanekaragaman hayatinya kurang melimpah.
Namun, rencana tersebut mendapat tentangan besar-besaran dari sejumlah kelompok. Berapa ilmuwan misalnya, mengatakan mereka khawatir praktik tersebut dapat menghancurkan spesies tersebut bahkan sebelum mereka ditemukan.
Usulan pemerintah tersebut telah dikritik oleh beberapa kelompok lingkungan hidup, seperti World Wildlife Fund, dan juga oleh badan lingkungan hidup mereka sendiri, yang mengatakan kesenjangan pengetahuan tentang biologi laut dalam terlalu besar untuk memutuskan melakukan penambangan di area yang masih misterius bagi umat manusia.
Selain itu, negara tetangga mereka Denmark, juga menentang. Disebutkan, sebuah studi lingkungan hidup yang dilakukan Norwegia untuk pembukaan kawasan tersebut tidak cukup baik. Sementara Islandia mempertanyakan hak eksklusif Norwegia untuk mengeksplorasi mineral dasar laut di dekat kepulauan Arktik Svalbard. (*)
Berita Lainnya