Berita
5 Des 2022
Penulis : Folber Siallagan
Kisah Kapten Sloane, Menyelamatkan Kapal Kargo Raksasa yang Kandas
Masih ingat insiden kapal kargo raksasa bernama Ever Given terdampar di Terusan Suez? Kapal sepanjang 230 meter lebih dan berat ratusan ribu ton itu nyangkut dan memblokir terusan Suez. Akibatnya, kapal-kapal kargo di seluruh dunia yang hendak melintas terjebak 'macet' hingga 100 Km. Bagaimana mereka bisa diselamatkan?
Kapal kargo dunia yang mengangkut sekitar 90% perdagangan global, rupanya tidak selalu sampai ke tujuan dengan selamat. Selalu ada gangguan yang berpotensi menggagalkan misi perjalanan kapal pembangkit barang tersebut.
Menurut Safety and Shipping Review yang dirilis perusahaan asuransi Allianz, 27 kapal kargo hilang dalam insiden besar setiap tahun dan 357 selama dekade terakhir.
Penyebabnya berbeda-beda. Mulai dari karena terbakar, menabrak batu karang dan gunung es, ada yang malfungsi. Meski kapal tersebut tidak selalu tenggelam.
Dengan harga kapal hingga ratusan juta dolar, tentu saja pemilik kapal melakukan apapun untuk menyelamatkan kapalnya. Di sinilah peran 'salvor' atau penyelamat kapal dibutuhkan. Salah satu peran salvor yang paling populer adalah ketika menyelamatkan kapal kontainer rakasasa Ever Given yang kandas dan memblokir Terusan Suez, dan memicu masalah rantai pasokan global tahun lalu.
Pertanyaannya adalah, bagaimana caraenyelamatkan kapal berbobot ratusan ribu ton yang tersangkut di karang atau terdampar di laut?
Berikut ini adalah kisah Kapten Nick Sloane, kepala penyelamat kapal yang berhasil menyelamatkan sebuah kapal raksasa sepanjang 230 meter yang kandas di luar pelabuhan Hong Kong.
Sloane bersama lima anggota tim penyelamat lainnya memutuskan tinggal semalam di kapal yang kandas dihajar badai. Dia ingin tahu apa yang menimpa kapal tersebut dan bagian mana yang dihantam paling keras.
Sloane, direktur di Resolve Marine Group, sedang dalam perjalanan pulang usai menonton sepakbola saat menerima telepon sebuah tugas penyelamatan kapal raksasa yang karam di Hong Kong. keesokan harinya dia langsung terbang dari Afrika Selatan ke Hong Kong.
Kapal yang akan dia selamatkan menabrak karang dan melubangi dua sisinya saat perjalanan tinggal 46 km lagi dari tujuan. Haluannya tersangkut di dasar laut, tak dapat digerakkan. Sebagian kapal mulai terendam air dan akan segera tenggelam jika tidak segera diselamatkan. Semua kru kapal sudah dievakuasi.
"Banyak yang skeptis, semua yakin kapal itu tidak bisa diselamatkan," kata Sloane kepada BBC. Kapal itu memang tenggelam, setiap hari haluannya tenggelam bertambah setengah meter hingga satu meter. Namun, di tengah keraguan orang, Sloane justru optimistis bisa menyelamatkan kapal tersebut.
Startegi Penyelamatan
Langkah pertama yang dilakukan Sloane dan tim adalah mengurangi beban kapal dan memompa air keluar sebanyak mungkin. Puluhan kapal tongkang dikerahkan untuk menguras muatan kapal untuk diangkut ke darat. Setidaknya 1.200 kontainer dikeluarkan dari kapal. Saat semua kontainer berhasil dikeluarkan, haluan kapal sudah tenggelam.
Dituturkan Sloane, dia menggunakan model komputer tiga dimensi dari kapal yang mereka coba selamatkan, untuk memahami kondisi kapal serta tindakan paling tepat untuk penyelamatan.
Langkah selanjutnya, Sloane memakai alat semacam snorkel raksasa untuk mengeluarkan air dari kapal. Sloane dan timnya meletakkan pompa besar di bawah air di bagian bawah salah satu ruang kargo.
Mereka juga melepas palka di geladak di atas dan mengelas tabung persegi panjang besar, atau snorkel, ke atasnya sebelum memasangnya kembali. Pompa-pompa itu berhasil menghentikan air yang memenuhi ruang mesin, yang berisi mesin-mesin paling mahal dan sensitif.
Langkah terakhir yang paling penting dan paling sulit adalah tim penyelamat mengisi beberapa tangki pemberat kapal dengan udara. Hal ini memakan energi dan keterampilan khusus. Dengan langkah tersebut, kapal akhirnya bisa mengapung kembali.
Melalui sejumlah rangkaian operasi teknikal yang rumit dan sulit akhirnya kapal sejarah USD 190 juta itu berhasil diselamatkan dan ditarik ke galangan kapal untuk diperbaiki.
"Bagian paling sulit adalah ketika kami mengelas balok baja besar ke geladak kapal, demi menguatkannya agar tidak hancur," kata Sloane. Menurutnya, selain keahlian soal kapal tidak cukup untuk menjadi seorang salvor tangguh. Butuh kehati-hatian dan kenekatan di saat bersamaan. "Semua itu karena pengalaman dan jam terbang," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
1 Feb 2023
Penulis : Folber Siallagan
USS Gerald Ford, Kapal Perang Terbesar di Dunia
Tahukah kamu siapa pemilik kapal perang terbesar di dunia? Iya, tentu saja Amerika Serikat. Negeri adi daya ini memiliki kapal induk USS Gerald R. Ford, kapal perang terbesar di dunia, dan kapal induk terbaru serta tercanggih yang pernah ada hingga saat ini.
Kapal ini panjangnya sekitar 333 meter dan lebar 38 meter. Kapal ini bisa mengangkut 75 pesawat tempur sekaligus. Selain itu juga dilengkapi dengan lima landasan pesawat tempur. Biaya pembangunan kapal induk ini menelan biaya hingga USD 13 miliar atau sekitar Rp 188,5 triliun.
Kapal induk berbobot100.000 ton atau sama dengan 400 Patung Liberty ini dibangun di Huntington Ingalls Newport News Shipbuilding di Newport News, Virginia, dan mempekerjakan 19.000 pekerja.
Tiga kapal kelas Ford selanjutnya sedang dibangunnadalah USS John F. Kennedy, USS Enterprise dan USS Doris Miller.
Untuk tenaganya, kapal ini memiliki dua reaktor yang memungkinkan alternator uap menghasilkan hampir 3 kali kapasitas pembangkitan Nimitz dengan tegangan puncak hingga 13.800 volt. Selain menyediakan energi untuk sebagian besar sistem kapal, ini menyisakan cadangan besar agar sesuai dengan senjata energi terarah atau sensor yang lebih kuat di masa depan.
Inovasi paling terkenal adalah adopsi Electro-Magnetic Aircraft Launch System (EMALS). Sistem yang menggantikan i 2.400 orang lagi.
Menuriut Kapten kapal, Paul Lanziolotta, kapal ini sangat tangguh, memiliki sistem yang hebat, dan teknologi tinggi. (*)