Berita
12 Sep 2022
Penulis : Hasuna Daylailatu
Inilah Penyebab Banyaknya Bulker Hilang Di Laut
Seperti diketahui, kapal curah selama ini digunakan untuk membawa muatan kering dan dimuat di kapal tanpa pembatas, kecuali dinding-dinding kapal itu sendiri. Namun, seringkali beban kapal menjadi terlalu berat karena barang yang dibawa melebihi kapasitas yang seharusnya.
Pada dekade 1980-1990-an, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada tingginya jumlah korban tewas di laut, yaitu kondisi lingkungan yang agresif dan prosedur penanganan pelabuhan yang belum memadai.
Bahkan, selama satu dekade pada 1992 sampai 2002, kecelakaan kapal curah terbilang sangat tinggi, yaitu sebanyak 116 kapal curah hilang di laut dan 618 pelaut tewas.
Pada tahun 2000 saja, sebanyak 14 kapal curah hilang dan menelan 23 korban jiwa. Usia rata-rata untuk kapal yang hilang ini adalah 20,4 tahun.
Lalu pada tahun berikutnya, empat kapal curah juga hilang dan 64 pelaut kehilangan nyawa mereka akibat hal tersebut. Kapal curah Christopher dan Honghae Sanyo merupakan dua korban kecelakaan tersebut.
Jumlah korban yang cukup fantastis selama beberapa dekade ini mendorong dilakukannya sejumlah inisiatif perbaikan oleh badan klasifikasi dan IMO, yang menargetkan area struktural berisiko.
Kegagalan struktural dianggap sebagai penyebab kerugian yang konsisten dan signifikan ini. Selain itu, jumlah muatan kapal yang terlalu berat juga dituding menjadi penyebab kecelakaan yang memakan banyak korban jiwa tersebut.
Untuk mencegah makin banyaknya jatuh korban baik dari sisi kapal maupun pelaut, International Association of Classification Seocieties (IACS) membuat notasi kelas untuk kapal curah, yaitu sebagai berikut.
BC-I, meliputi kondisi pemuatan desain untuk kargo ringan homogeny, butiran berat, dan ballast.
BC-II, merupakan kapal yang dirancang untuk mengangkut kargo berat yang homogen.
BC-III, meliputi kondisi pemuatan untuk kargo berat dengan palka kosong yang ditentukan.
Pada desain kapal curah konvensional, pelapisan satu sisi antara tanki sayap atas dan dua tanki hopper bawah menunjukkan adanya pembingkaian vertikal terhadap kerasnya korosi, kelelahan, dan kerusakan mekanis.
Bulker konvensional dibangun dengan dek tunggal, kulit tunggal, dasar ganda, tanki sisi hopper dan tanki sisi atas di ruang kargo.
Sementara, desain kulit sisi ganda meniadakan framing melintang yang terbuka dan rawan kerusakan, serta sambungan pada ujungnya. Desain ini melindungi kapal dari korosi akibat kargo dan kerusakan mekanis.
Dengan desain ini pula, tercipta struktur samping yang jauh lebih kaku, sehingga menghilangkan kelelahan rangka samping dan sambungan pelapis cangkang seperti yang terjadi pada desain konvensional.
Meski demikian, desain kulit sisi ganda juga memiliki kekurangan. Menggunakan desain ini harus memperhatikan persyaratan lambung timbul, kekuatan ventilasi dan perlengkapan dek, kekuatan dan integritas kedap air pada penutup palka, serta pemeliharaan dan pelapisan.
Intercargo lantas membagi kapal curah pada kategori Handysize, Handymax, Panamax, dan Capesize sesuai dengan rentang bobot matinya.
Sumber: knowledgeofsea.com
Berita Lainnya