Berita

15 Sep 2023

Penulis : Folber Siallagan

Inaportnet, Digitalisasi Pengawasan dan Penertiban Kapal di Pelabuhan

Dari total 260 pelabuhan di Indonesia yang dibangun pemerintah, baru 151 pelabuhan yang memakai sistem digital dengan layanan inaportnet. Sebuah layanan digital terintegrasi yang berfungsi mengawasi, mendata dan memastikan operasi pelabuhan dan pelayaran berjalan sesuai aturan.

Inaportnet merupakan platform yang menghadirkan transparansi yang lebih terukur dalam pelayanan di pelabuhan. Melalui platform itu, semua informasi terkait pelabuhan dapat diakses dengan mudah oleh pihak terkait.
Hal tersebut menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan akuntabel sehingga pihak-pihak yang terlibat dapat dengan jelas memantau dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan.
Sistem Inaportnet memastikan pengawasan administrasi dan kegiatan di pelabuhan menjadi lebih efektif. Proses perijinan dan kelengkapan persyaratan di pelabuhan dapat terintegrasi secara digital sehingga lebih efisien dan transparan.
Inaportnet juga berkontribusi dalam upaya peningkatan pengawasan pendapatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di sektor kepelabuhanan. Melalui sistem yang terintegrasi, data pendapatan dapat diakses secara real-time dan akurat.
Pemerintah saat ini baru menerapkan sistem Inaportnet di 45 pelabuhan dari 151 pelabuhan yang ada di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, penerapan Inaportnet tahap I 2023 telah diterapkan di 40 pelabuhan sehingga saat ini pelabuhan yang telah menerapkan Inaportnet dari 2016 sampai dengan September 2023 sebanyak 194 pelabuhan dari total yang ditargetkan 260 pelabuhan sampai akhir 2023.
Menurut Plt Dirjen Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi, transformasi digital harus terus ditingkatkan agar mewujudkan peningkatan pelayanan yang berkesinambungan dan terstruktur di pelabuhan.
"Kita harus dinamis dalam menghadapi tantangan global serta selalu mengikuti perkembangan dunia kepelabuhanan dan teknologi penunjangnya," kata Antoni.
"Dengan penerapan Inaportnet tahap II di 45 pelabuhan dapat terwujudnya pengawasan terhadap kegiatan kapal dan barang di pelabuhan yang akuntabel dan transparan serta dapat meningkatkan PNBP pada sektor kepelabuhanan," ucap Antoni.
Adapun, 45 pelabuhan yang menerapkan inaportnet tahap II tahun 2023, yaitu Kantor KSOP Kelas IV Garongkong, KSOP Kelas IV Bagan Siapi-Api, UPP Kelas II Amurang, UPP Kelas II Palopo, UPP Kelas II Tahuna, UPP HKelas II Branta, UPP Kelas II Tarempa, UPP Kelas II Bajoe, UPP Kelas II Tulehu, UPP Kelas II Namlea, UPP Kelas II Maccini Baji, UPP Kelas II Serui, UPP Kelas II Nabire, UPP Kelas II Tual, UPP Kelas III Dabura, UPP Kelas III Ulu Siau.
Kemudian, Kantor UPP Kelas III Melonguane, UPP Kelas III Siwa, UPP Kelas III Telaga Biru, UPP Kelas III Bawean, UPP Kelas III Batang, UPP Kelas III Indramayu, UPP Kelas III Karangantu, UPP Kelas III Pelabuhan Ratu, UPP Kelas III Labuhan, UPP Kelas III Rembang, UPP Kelas III Majene, UPP Kelas III Mamuju, UPP Kelas III Panipahan, UPP Kelas III Tanjung Medang, UPP Kelas III Sungai Guntung.
Selanjutnya, Kantor UPP Kelas III Dabo Singkep, UPP Kelas III Senayang, UPP Kelas III Menggala, UPP Kelas III Mesuji, UPP Kelas III Selayar, UPP Kelas III Pattrio Bajo, UPP Kelas III Dobo, UPP Kelas III Korido, UPP Kelas III Waren, UPP Kelas III Oransbari, UPP Kelas III Wasior, UPP Kelas III Agats, UPP Kelas III Juwana, dan UPP Kelas III Belang-Belang. (*)

Berita Lainnya

21 Sep 2023

Penulis : Folber Siallagan

Fitoplankton Serbu Laut Thailand, Sektor Perikanan dan Pariwisata Terancam

Pemerintah, pelaku pariwisata dan khususnya para nelayan di Thailand sedang dilanda kekhawatiran. Ini karena adanya pertumbuhan fitoplankton besar-besaran di pesisir pantai Timur negara gajah putih tersebut. Jika dibiarkan, perkembangan organisme kecil itu akan membahayakan ekosistem di laut tersebut. 

Fenomena tersebut menjadi kabar kurang baik karena mengancam mata pencaharian nelayan lokal yang membudidayakan kerang di perairan tersebut.
Menurut hasil penelitian ilmuwan setempat, beberapa daerah di Teluk Thailand memiliki jumlah plankton 10 kali lebih banyak dari jumlah normal, sehingga mengubah air menjadi hijau terang dan membunuh kehidupan laut.
“Ini sangat buruk dan sangat parah,” kata ilmuwan kelautan Thailand, Tanuspong Pokavanich.
Pertumbuhan plankton terjadi satu atau dua kali setahun dan biasanya berlangsung dua hingga tiga hari. 
Mereka dapat menghasilkan racun yang membahayakan lingkungan atau membunuh kehidupan laut dengan menghabiskan oksigen di dalam air dan menghalangi sinar matahari.
Meskipun penyebab melimpahnya plankton masih belum jelas, para ilmuwan yakin polusi dan panas ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim adalah penyebabnya.
Fenomena umum di bumi menurut stelit NASA, lebih dari separuh lautan di bumi berwarna hijau akibat perubahan iklim yang mengganggu ekosistem laut. Perubahan aneh pada warna lautan telah memicu diadakannya penyelidikan mendalam oleh para ilmuwan.
Data satelit menunjukkan bahwa selama 20 tahun terakhir, perubahan warna dari biru menjadi hijau terjadi di lebih dari 56% lautan dunia. Perubahan tersebut terutama terlihat di daerah tropis dekat khatulistiwa. Para peneliti mengatakan bahwa menghijaunya lautan kita menunjukkan efek perubahan iklim terhadap kehidupan di bawah air.
Menurit ilmuwan Tanuspong, fenomena ledakan fitoplankton ini akan menjadi lebih buruk jika manusia tidak menyesuaikan cara mengelola sumber daya, limbah air dan cara hidupnya. (*) 

20 Sep 2023

Penulis : Folber Siallagan

Lima Kapal Pengangkut Minyak Terbesar di Dunia

Kapal tanker merupakan satu-satunya alat transportasi minyak dan gas bumi serta turunnya yang paling efektif. Sebab kapala ini bisa memuat minyak dan gas bumi dengan volume yang sangat banyak. 

Berikut adalah daftar kapal tanker terbesar di dunia yang biasa dipakai untuk mengangkut minyak bumi dan gas bumi untuk didistribusikan ke seluruh dunia. 

1. Euronav Oceania
Ini merupakan kapal tanker terbesar di dunia yang dibangun oleh perusahaan kapal Korea Selatan, Daewoon Shipbuilding dan Marine Engineering, perusahaan pelayaran Hellespot.
Total biaya pembangunan kapal ini mencapai USD 90 juta pada 2003 lalu. Kapal tanker ini terdaftar di pelabuhan Antwerp dan dikelola oleh Euronav Ship Management.
Kapal ini memiliki double hull (lambung ganda) dan panjang 380 meter, lebar 68 meter dengan draft sekitar 24 meter. Selain itu juga memiliki kekuatan 50.220 tenaga kuda (house power), 37.450 kW pada 76 RPM.
Adapun tonase kotor (perhitungan volume semua ruang) kapal ini mencapai 234.000 ton dengan bobot mati 441.585 ton.
Kapal ini dapat berlayar dengan rata-rata kecepatan 16,8 knot saat terisi penuh. Untuk muatanya, kapal ini dapat membawa lebih dari tiga juta barel minyak.

2. Eagle Trader
Kapal ini LCC yang dioperasikan oleh MOL Tankship Management Asia dengan kapasitas lebih dari 200.000 DWT. Kapal ini dibangun oleh perusahaan Jepang, Mitsui Engineering and Shipbuilding. 
Untuk daya angkut, Eagle Trader mampu membawa minyak mentah hingga 160061 ton. Kapal ini memiliki panjang 339,5 meter dan lebar 60 meter dengan kecepatan maksimal hingga 17,7 knot.

3. VLCC-DHT Colt
Kapal khusus pengangkut minyak mentah ini dibangun oleh Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering Corporation LTD, Korea Selatan pada 2018.
VLCC DHT Colt memiliki bobot mati 318000 ton DWT dan lebar 60,4 meter. Kecepatan kapal dapat mencapai 7,7 knot dengan kecepatan maksimum hingga 11,2 knot.

4. Chevron Voyager Series
Ada tiga kapal tanker raksasa yang diluncurkan oleh Chevron Shipping Company. Yaitu Houston Voyager, Pascagoula Voyager dan San Ramon Voyage.
Daya tampungnya dapat mencapai sekitar dua juta barel minyak. Ketiga kapal induk tersebut dirancang dan dibangun pada 2019 oleh Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering Corporation perusahaan Yunani, Maran Tankers.
Kapasitas angkut maksimum mencapai 163214 ton dengan kecepatan rata-rata 12,3 knot dan maksimal bisa mencapai 16,5 knot.

5. Pertamina Gas Amaryllis
Kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Pertamina Gas Amaryllis merupakan kapal tanker terbesar di dunia milik Indonesia. Kapal ini resmi milik PT Pertamina International Shipping (PIS) per 1 Februari 2023.
Kapal ini memiliki kapasitas 90 ribu meter kubik atau menjadi kapal pengangkut gas dengan kapasitas muatan besar dengan sistem duel fuel pertama yang dimiliki Indonesia.
Kapal yang memiliki panjang hingga 229,99 meter ini memiliki tipe muatan LPG (Propane & Butane) dan Ammonia Cargo. Selain itu, kapal ini juga mengangkut Ammonia sebagai Chemical Transporter. (*)

18 Sep 2023

Penulis : Folber Siallagan

Pemerintah Korsel Perluas Uji coba Air Laut Radiasi Fukushima

Keputusan pemerintah Jepang membuang limbah air yang terkontaminasi radiasi nuklir membuat publik Korea Selatan panik. Pemerintah Korsel sampai harus memperluas dan memperkuat area uji coba darurat radiasi air laut dengan menambahkan lebih banyak titik uji coba di daerah pesisir. Hal ini untuk memastikan  air laut di sekitar mereka aman dari radiasi.

Diketahui, saat ini khawatiran masyarakat terkait pelepasan air terkontaminasi oleh Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut sangat tinggi. Pelepasan air radioaktif dilakukan Jepang karena pembangkit nuklir tersebut sudah tidak bisa berfungsi lagi sejak terkena gempa pada 2011 lalu.
Awalnya, pada Juli, Korsel memulai uji coba darurat radiasi dengan mengambil sampel dari  75 lokasi pesisir di timur, barat dan selatan. Selain itu, sampel juga diambil di perairan di lepas pantai pulau selatan Jeju.
Menurut Menteri Kelautan Korsel, Cho Seung-hwan, pihaknya akan terus menambah titik sampel untuk dilakukan ujicoba air laut. "Kami akan menambah lebih banyak lokasi, khususnya di Laut Timur, untuk lebih menjamin keamanan," kata Seung-hwan.
Setidaknya ada penambahan 33 titik lokasi uji coba air laut yang dikhawatirkan terkena radiasi nuklir Fukushima. Total akan ada 250 titik uji coba yang dilakukan pemerintah.
Dia menambahkan, semua sampel telah memenuhi standar keselamatan sejauh ini, dan tidak ada radiasi yang terdeteksi pada makanan laut dalam negeri atau produk laut impor, tambah menteri tersebut.
Pemerintah mengerahkan pejabat dan ahli dari berbagai lembaga, termasuk Korea Polar Research Institute, untuk melakukan uji coba secara ekstensif, dan hanya perlu beberapa hari untuk mendapatkan hasil analisisnya, menurut pejabat kementerian.
Korsel juga telah melakukan inspeksi secara intensif selama 100 hari dari Agustus terhadap penandaan negara asal produk makanan laut impor untuk meredakan kekhawatiran atas keselamatan masyarakat. (*)

17 Sep 2023

Penulis : Folber Siallagan

Kontroversi Rencana Norwegia Mengeruk Mineral dari Dasar Laut

Krisis bahan baku dan energi yang terbatas membuat negara-negara di Eropa mencari alternatif sumber alam baru. Ide yang muncul di pemerintahan negara Norwegia adalah menggali dasar laut yang kedalamannya lebih dari 3.000 meter. Dipercaya ada banyak bahan baku mineral yang sangat berharga dan langka. Bagaimana Norwegia bisa mewujudkan?

Sasaran eksploitasi yang disasar adalah area dasar laut seluas 280.000 km persegi di antara pulau Jan Mayen dan kepulauan Svalbard.
Rencana menambang dasar laut itu muncul setelah ada sebuah survei yang disponsori pemerintah menemukan sejumlah besar logam dan mineral, mulai dari tembaga hingga unsur tanah jarang atau mineral langka.
Mineral tersebut ditemukan dalam sulfida polimetalik, atau yang disebut "perokok hitam", di kedalaman sekitar 3.000 meter. Di sinilah air laut bersentuhan dengan magma yang muncul ke permukaan melalui retakan tektonik dan kemudian dibilas kembali membawa logam terlarut dan belerang.
Unsur tanah jarang, seperti skandium, juga ditemukan di kerak mangan yang tumbuh di batuan dasar dengan kecepatan satu sentimeter (0,4 inci) per juta tahun. Survei di Norwegia telah membuktikan endapan kerak dengan ketebalan hingga 40 sentimeter.
Memang belum ada teknologi yang tersedia secara komersial untuk memproduksi mineral dasar laut, meskipun beberapa mesin telah dibuat untuk menguji produksi di tempat lain di dunia.
Para peneliti di Norwegia menggunakan robot bawah laut dan mesin bor untuk mengumpulkan sampel mineral di dasar laut.
Hal lain yang menjadi alasan Norwegia ingin menambang mineral di dasar laut adalah bahwa di kedalaman lebih dari 1.000 meter (0,62 mil), tidak ada cahaya, suhu mendekati titik beku, dan tekanan air tinggi. Dipercaya tidak ada kehidupan di situ.
Jika pun ada kehidupan, menurut sebuah studi, jika dilakukan penambangan dampak yang ditimbulkan akan bersifat lokal, terbatas pada wilayah sebenarnya yang diekstraksi. Dampak terhadap perikanan juga akan minimal.
Perusahaan penambangan yang ditunjuk pemerintah mengatakan mereka berencana mengekstraksi mineral dari lubang hidrotermal yang tidak aktif, di mana keanekaragaman hayatinya kurang melimpah.
Namun, rencana tersebut mendapat tentangan besar-besaran dari sejumlah kelompok. Berapa ilmuwan misalnya, mengatakan mereka khawatir praktik tersebut dapat menghancurkan spesies tersebut bahkan sebelum mereka ditemukan.
Usulan pemerintah tersebut telah dikritik oleh beberapa kelompok lingkungan hidup, seperti World Wildlife Fund, dan juga oleh badan lingkungan hidup mereka sendiri, yang mengatakan kesenjangan pengetahuan tentang biologi laut dalam terlalu besar untuk memutuskan melakukan penambangan di area yang masih misterius bagi umat manusia.
Selain itu, negara tetangga mereka Denmark, juga menentang. Disebutkan, sebuah studi lingkungan hidup yang dilakukan Norwegia untuk pembukaan kawasan tersebut tidak cukup baik. Sementara Islandia mempertanyakan hak eksklusif Norwegia untuk mengeksplorasi mineral dasar laut di dekat kepulauan Arktik Svalbard. (*)