Penulis: Hasuna Daylailatu
Ke mana perginya perahu nelayan yang sudah tua, setelah digantikan oleh perahu yang lebih baru? Biasanya hanya menjadi tumpukan perahu usang yang mungkin sudah berlubang, atau cacat lainnya yang membuat perahu tersebut tak digunakan lagi.
Peluang ini yang ditangkap pasangan desainer furnitur asal Rusia. Di bawah bendera perusahaan Like Lodka, keduanya menyulap bekas perahu nelayan yang sudah tak digunakan lagi menjadi furnitur mahal.
Pasangan ini tertarik untuk meneruskan siklus hidup kayu pada kapal dan perahu nelayan di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama Jawa dan Bali. Setelah dimodifikasi menjadi furnitur, mereka membawanya ke Rusia untuk dijual dan digunakan di berbagai kafe di sana.
Selain itu, furnitur yang estetik ini juga digunakan sebagai hiasan rumah, lemari penyimpanan dengan laci, atau bahkan rak penyimpanan wine.
Menurut mereka, furnitur dari material kapal tua yang sebelumnya digunakan para nelayan di Indonesia punya kelebihan pada daya tahan dan kualitas yang jauh lebih baik dibanding yang menggunakan material baru.
Wajar saja, karena kayu perahu yang digunakan biasanya kayu jati dan mahagoni yang memang kualitasnya sangat baik, yang dikenal tahan akan hantaman ombak dan cuaca ekstrem di lautan.
Sehingga, meski tak bisa dipakai sesuai fungsi aslinya, ketika menjadi furnitur tetap kualitasnya terjaga.
Yang menjadi nilai tambah bagi furnitur yang dijual, menurut Yan Averkiev selaku desainer Like Lodka, adalah lukisan sederhana yang dibuat para nelayan di perahunya. Antara lain lukisan burung, gelombang, atau hanya garis sederhana.
Namun, hal itu justru dianggap sebagai seni. Tak heran, harganya bisa meroket berkali lipat setelah menjadi furnitur di Rusia, yaitu kisaran Rp 7 juta- Rp 17 juta per buah.
Ternyata, Like Lodka bukanlah satu-satunya perusahaan furnitur yang mengubah bekas kapal nelayan Indonesia menjadi furnitur bernilai tinggi. Salah satunya, My Own Bali yang sudah ada sejak 2011.
Sama seperti Like Lodka, perusahaan ini juga fokus pada mengurangi tumpukan kapal tua yang sudah tak terpakai serta memperpanjang fase kehidupan kayu, untuk dijadikan interior rumah atau restoran.
Material kayu yang mereka beli, sebelumnya dirawat oleh nelayan dengan lapisan cat primer, yang membuat kayu lebih tahan terhadap garam laut, air, dan sinar matahari.
Di sisi lain, kondisi kayu perahu dan kapal yang termakan usia membentuk lubang, gurat unik, atau goresan, yang justru memberi kesan hidup setelah menjadi furnitur.
Sumber: goodnewsfromindonesia.id
Sumber Berita: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/10/01/kapal-tua-bekas-nelayan-disulap-menjadi-furnitur-bernilai-tinggi-di-rusia
|