Penulis: Hasuna Daylailatu
Kisah tentang kapal Titanic selalu menarik perhatian orang. Kapal raksasa yang disebut-sebut tak bisa tenggelam itu justru tenggelam pada pelayaran pertamanya.
Nah, Seawise Giant sebetulnya memiliki kisah yang lebih menarik dibanding Titanic. Pernah tenggelam di dasar laut, berlayar lagi, dan akhirnya kembali tenggelam.
Kisah Seawise Giant bermula ketika seorang raja pelayaran Yunani memesan sebuah kapal tanker pada 1979 silam. Setelah cukup lama kerusuhan di pasar minyak terjadi, saat itu konstruksi kapal tanker sedang jadi tren.
Namun, setelah kapal diselesaikan oleh Yokosuka, galangan kapal Jepang, si pemesan ternyata tak sanggup membayar tagihan.
CY Tung, seorang kapten asal China lalu membelinya dan menjadikannya sebagai kapal tanker terbesar yang pernah ada. Pembangunan kapal yang kemudian diberi nama Seawise Giant oleh Tung pun kembali dilanjutkan.
Seawise Giant dibangun oleh Sumitumo Heavy Industries Ltd. Yokosuka, Kanagawa, Jepang. Tak tanggung-tanggung, kapal ini memiliki berat 260.851 ton, panjang 458,45 meter dan lebar 226 kaki. Kecepatan lajunya 16,5 knot.
Agar kapal ini lebih mudah dibayangkan, kemudinya yang juga raksasa beratnya mencapai 230 ton. Kapasitas kargoya 564.763 ton bobot mati. Karena itulah, Seawise Giant tercatat sebagai kapal terbesar yang pernah ada, bahkan kapal ini dua kali lebih besar dari Titanic.
Pada 1981, Seawise Giant diluncurkan pertama kali, dengan berlayar antara Amerika dan Timur Tengah. Sayang, tujuh tahun kemudian perang Iran-Irak meletus. Irak mulai menembaki lima kapal tanker yang sedang berlabuh di Iran, termasuk Seawise Giant, yang menyebabkan kapal ini tenggelam.
Pasca perang berakhir, bangkai kapal Seawise dibeli oleh Konsorsium Norwegia. Puing-puing ini ditarik dan dibawa ke Singapura untuk diperbaiki. Seolah memiliki nyawa kedua, Seawise lalu diberi nama Giant Happy.
Setelah dua tahun perbaikan, kapal selesai dan dijual kepada Jorgen Jahre dari Norwegia seharga USD 39 juta. Kapal itu pun berganti nama menjadi Jahre Viking. Selama 13 tahun kemudian, ia berlayar di bawah bendera Norwegia.
Namun, ukurannya yang terlalu besar justru menjadi bumerang, antara lain kurang bisa bermanuver dan ketika dibutuhkan untuk memperlambat kecepatan, butuh jarak sekitar 5 mil untuk berhenti.
Setelah dijual kepada Olsen Tanker pada 2004, kapal ini digunakan sebagai tanker stasioner untuk keperluan penyimpanan. Namanya pun berubah menjadi Knock Nervis. Setelah sempat berlabuh permanen di Teluk Persia, lalu digunakan sebagai kapal offloading dan floating storage di pantai Qatar.
Setelah lima tahun, Knock Nervis dianggap pemiliknya telah selesai masa baktinya sebagai kapal penyimpanan. Setelah diberi nama baru yaitu Mont, kapal ini dibawa ke galangan kapal pemecah kapal Alag-Sosiya di India pada 2010. Setelah satu tahun dan membutuhkan 18.000 pekerja, akhirnya Mont selesai dibongkar dan berakhirlah karier Seawise Giant.
Sumber: cruiseups.com
Sumber Berita: https://cruiseups.com/seawise-giant-largest-ship-ever-sunk/
|