Berita
12 Mar 2025
Penulis : Folber Siallagan
Kepiting Raja Alaska, Paling Nikmat dan Paling Mahal di Dunia
Anda pencinta kuliner kepiting? Hobi Anda bisa disebut 'komplet' jika telah menikmati kuliner kepiting raja alaska atau Alaskan King Crab. Selain kualitas daging dan rasanya yang lezat luar biasa, kepiting berukuran raksasa ini juga tercatat sebagai salah satu kepiting paling mahal di dunia.
Meaki harganya sangat tinggi, masih banyak orang yang penasaran ingin mencicipi hidangan mewah ini. Harga rata-rata di restoran, kepiting raja alaksa dibanderol dengan harga Rp 3,5 juta/kg dan umumnya kepiting yang dikonsumsi ukuran 5 kg ke atas.
Lantas, kenapa harga kepiting ini begitu mahal? Berikut alasannya:
1. Habitatnya di laut dalam
Habitat kepiting ini ada di perairan dalam Alaska. Sehingga, untuk mendapatkan satu ekor kepiting ini saja nyawa menjadi taruhannya. Jadi, enggak heran kalau kemudian ia dijual dengan harga selangit.
2. Waktu tangkap singkat
Proses penangkapan Kepiting Alaska ini hanya dilakukan pada bulan-bulan musim dingin seperti Oktober dan Januari atau saat di mana kepiting keluar dari sarangnya. Masa penangkapannya pun berlangsung sangat singkat, yakni sekitar 4-5 hari saja. Jadi dalam rentan waktu tersebut para nelayan yang memburu kepiting ini berlomba mendapatkan hasil yang terbanyak.
3. Pertaruhkan nyawa
Pada bulan Oktober-Januari, atau musim perburuan kepiting, cuaca Alaska sedang ekstrem-ekstremnya, sehingga para penangkap kepiting harus sangat hati-hati. Cuaca yang ekstrem ini menyebabkan ombak-ombak di laut lepas mengamuk. Petir, badai, bongkahan es, dan hujan lebat menjadi sahabat para nelayan. Mereka bisa saja kehilangan nyawa saat sedang bertugas memburu para Alaskan Crab.
4. Ukuran dan Kualitas Daging
Kepiting Raja Alaska memiliki ukuran besar dengan kaki yang bisa mencapai 150cm. Kepiting Raja Alaska memiliki daging yang tebal, lembut, dan kaya rasa. Dagingnya yang berkualitas premium menjadi salah satu alasan harganya sangat mahal.
5. Permintaan Pasar Tinggi
Kepiting Raja Alaska menjadi primadona di pasar global, terutama di negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Permintaan yang tinggi, terutama untuk kebutuhan kuliner kelas atas, membuat harganya melambung. (*)
Berita Lainnya