Berita

9 Apr 2024

Penulis : Folber Siallagan

Bangun Multi-Galangan, Industri Kapal Indonesia Siap Bersaing

Mampu membangun kapal selam dan kapal sekelas fregat SIGMA, industri perkapalan Indonesia seharusnya sudah pada level memproduksi beragam jenis kapal perang modern. 

Sebelumnya, galangan Indonesia juga telah memproduksi korvet, kapal cepat rudal, berbagai jenis  kapal patroli kapal pengangkut serbaguna, kapal pengangkut tank, dan beragam lainnya.
Negara tetangga Malaysia dan Filipina berminat tmembeli produk PT PAL Surabaya itu untuk Angkatan Laut-nya. Kontrak pertama Filipina diteken pada 2015, berupa dua kapal jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) kelas Tarlac senilai USD92 juta. Kapal SSV ini cukup besar, dengan panjang 123 m, lebar 21 m, dengan bobot 7.000 ton, dalam kondisi muatan penuh. Ada deck untuk pendaratan helikopter.
Kedua kapal SSV  yang dapat digunakan untuk pendaratan amfibi, operasi SAR, bantuan bencana dan pengangkutan personel-logistik itu sudah selesai diproduksi dan diserahkan ke Filipina. Merasa cocok dengan kapal buatan Surabaya itu, Filipina kembali memesan tiga unit  SSV, satu di antaranya untuk rumah sakit terapung , dan  kapal cepat  rudal.
Ada pun Malaysia memesan kapal militer LPD (Landing Platform Dock)  lebih besar, dengan panjang 163 meter.  Kapal tersebut akan dioperasikan sebagai Multirole Support Ship (MRSS). Thailand juga telah melirik produk PT PAL  Surabaya. 
Sementara itu, perusahaan energi listrik dari Turki memesan kapal khusus untuk power plan terapung. Turki  sedang giat menawarkan mesin diesel terapung itu ke negara-negara Asia Pasifik.
Namun sayangnya, industri kapal Indonesia belum bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan  komponen kapal. Tngkat ketergantungan terhadap impor dalam penyediaan komponen kapal masih tinggi, sekitar 40-50 persen. Padahal Indonesia memiliki banyak industri lokal yang dapat menunjang pembuatan komponen kapal di negeri sendiri.
“Galangan Kapal Indonesia hanya berfokus menggabungkan komponen dan struktur kapalnya saja, tetapi komponen kapalnya masih impor dari luar,” kata Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Sunaryo.
Oleh karena itu, untuk menghidupkan kembali industri lokal, Prof. Sunaryo menyarankan pembangunan kapal multi-galangan.
Pembangunan kapal multi-galangan supaya perakitan model kapal secara series di mana bagian-bagian kapalnya dibuat di beberapa galangan yang lokasinya berdekatan sedangkan pembangunan modul komponennya dikerjakan secara paralel oleh beberapa industri lokal penunjang.
Sehingga tidak ada lagi galangan yang mengerjakan satu buah kapal sendirian.
“Nanti, tiap-tiap galangan akan mengerjakan bagian struktur kapal tertentu dengan komponen yang sama dan kemudian didistribuskan kepada galangan lain untuk nantinya digabungkan agar menjadi kapal yang utuh," lanjut Prof. Sunaryo.
Dampak yang dihasilkan dari konsep pembangunan kapal series dan multi-galangan ialah efisiensi waktu dalam pengerjaan sebuah kapal serta jumlah kapal yang dibuatakan jauh lebih banyak layaknya industri mass production.
Kehadiran kapal series ini pun nantinya dapat turut mendukung adanya program Tol Laut Nasional yang dicanangkan pemerintahan Jokowi guna menciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok Indonesia. (*)

Berita Lainnya

15 Apr 2024

Penulis : Folber Siallagan

PT PAL Siap Produksi Kapal Selam secara Mandiri

BUMN di bidang perkapalan, PT PAL, sudah siap memproduksi kapal selam secara mandiri. Semua fasilitas pembangunan kapal selam sudah disiapkan berikut penyiapan teknologi yang bekerjasama dengan perusahaan dari Prancis, Naval Group. 

Proyek pertama yang akan dikerjakan PT PAL usai penandatanganan kerja sama dengan Naval Group adalah pembangunan dua kapal selam canggih jenis Scorpene. Rencana pembangunan dua unit kapal selam ini nantinya akan dikerjakan di fasilitas kapal selam PT PAL Indonesia yang melibatkan engineer Indonesia.
Untuk mendukung proyek pembangunan kapal selam secara mandiri, PT PAL telah menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung. Misalnya, fasilitas subfactory workshop yang terdiri dari beberapa bengkel seperti glass reinforced plastic (GRP) shop untuk membuat material composite pada suatu bagian di kapal selam yang tidak menerima water pressure, blasting painting shop untuk melakukan proses blasting dan painting bagian-bagian kapal selam dan sejumlah workshop penunjang lainnya.
Kemudian, shiplift sebagai fasilitas docking dengan spesifikasi penggunaan teknologi modern yakni electrical motor memiliki kemampuan utama angkat-angkut baik dalam menaikkan maupun menurunkan kapal, di sisi lain fasilitas ini memiliki peran penting untuk menunjang operasional teknis produksi kapal selam.
Selain itu, saat ini juga akan dibangun torpedo and electronic workshop yang berfungsi untuk melakukan proses pekerjaan yang terkait kelistrikan, elektronika, sistem komunikasi dan senjata kapal selam.
Sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu membangun dan melakukan maintenance-repair-overhaul (MRO) kapal selam, proyek ini akan menjadi proyek pertahanan unggulan karena prosesnya dilakukan sepenuhnya di Indonesia.
Untuk mendukung penguasaan teknologi pertahanan, PT PAL Indonesia menerima tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada APBN Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp.1,28 triliun. 
Dana ini akan digunakan untuk melengkapi fasilitas hanggar kapal selam dalam rangka penguasaan teknologi kapal selam secara whole local production (WLP).
Pengembangan infrastruktur kapal selam bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas PT PAL dari sebelumnya mampu melaksanakan joint section menjadi mampu melaksanakan whole local production.
Maka, selaras dengan tujuan tersebut pemenuhan fasilitas kapal selam pun diperlukan melalui dukungan PMN APBN TA 2021 untuk meningkatkan kemampuan dalam membangun kapal selam.
"Peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PT PAL menjadi aspek penting dalam mencapai kemampuan pembangunan dan penguasaan postur alutsista," kata Sekretaris PT PAL Indonesia, Edi Rianto. (*)

14 Apr 2024

Penulis : Folber Siallagan

Pemanasan Global Ancam Keberadaan Gurita

Pemanasan global, khususnya efek meningkatnya suhu air laut, dampak ancamannya mulai dirasakan oleh gurita. Suhu air laut yang naik seiring dengan naiknya tekanan air laut membuat gurita mengalami gangguan penglihatan bahkan bisa sampai buta. Jika ini dibiarkan tentu akan mengancam keberatan gurita. 

Kesimpulan itu diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh University of Adelaide's School of Biological Sciences, Australia. 
Dalam penelitian tersebut, ditemukan beberapa protein penting di dalam tubuh dan sebagian besar otak gurita yang berfungsi untuk penglihatan. "Protein itu sangat sensitif terhadap pengaruh tekanan termal," kata Qiaz Hua, juru bicara tim peneliti dari University of Adelaide's School of Biological Sciences.
Dijelaskan Qiaz, salah satu protein itu adalah protein struktural yang ditemukan dalam jumlah besar pada lensa mata hewan. Protein itu berguna untuk menjaga transparansi lensa dan kejernihan optik. Selain itu juga berguna untuk menyuplai bahan pigmen penting untuk regenerasi pigmen visual di fotoreseptor mata.
Namun masalahnya, peningkatan tekanan suhu air laut bisa menganggu fungsi protein struktural pada gurita tersebur. 
"Pemanasan air laut membuat tingkat kedua protein ini berkurang secara signifikan, penelitian menunjukkan bahwa penglihatan gurita terganggu akibat tekanan termal," terang Qiaz Hua. 
Diketahui, gurita adalah hewan yang sangat visual, dengan 70 persen otak gurita dikhususkan untuk penglihatan. Fungsi utama penglihatan tidak terbatas pada ketajaman visual, diskriminasi kecerahan, persepsi kedalaman, deteksi gerakan, dan polarisasi, tetapi fungsi penting untuk mendeteksi predator dan mangsa serta berkomunikasi. 
“Memiliki gangguan penglihatan akan mempengaruhi peluang gurita untuk bertahan hidup di alam liar melalui peningkatan risiko predator serta penurunan keberhasilan mencari makan,” jelas Qiaz Hua.
Selain gangguan penglihatan, peningkatan suhu air laut akan berdampak negatif pada gurita dewasa yang akan melahirkan anak. Tingkat kematian induk gurita naik akibat pemanasan suhu air laut karena membuat induk gurita stres, menganggu metabolisme, berkurangnya ukuran saat dewasa, dan bahkan perubahan kisaran distribusi beberapa spesies. (*) 

13 Apr 2024

Penulis : Folber Siallagan

Mabuk Laut, Kenali Penyebab dan Pencegahannya

Seasick atau mabuk laut adalah kondisi pusing, mual, dan badan lemas yang dialami seseorang selama melakukan perjalanan naik kapal laut. Lantas apa penyebab mabuk laut? Apa juga antisipasi yang bisa dilakukan agar tidak mabuk laut? Berikut ulasannya. 

Seasick atau mabuk laut biasanya disebabkan  oleh adanya gangguan sistem keseimbangan tubuh manusia, ketika informasi antara mata, kulit dan otot, serta telinga bagian dalam atau sistem vestibular tidak sinkron satu sama lain.
Ketika berada di atas kapal laut, mata dan tubuh tidak dapat merasakan adanya gerakan karena pandangan tetap stabil atau tidak berubah. Sementara itu, sistem vestibular pada telinga bagian dalam dapat merasakan akselerasi serta pergerakan kapal ke atas dan bawah.
Perbedaan persepsi inilah yang bisa menyebabkan otak merespons dengan mengeluarkan hormon stres, sehingga membuat seseorang merasa pusing berputar, mual, hingga muntah selama berada di atas kapal laut. 
Selain perbedaan persepsi ini, gejala mabuk laut juga dapat diperkuat dengan adanya bau menyengat dari bahan bakar kapal dan ikan.
Selain faktor utama tersebut hal lain yang memperparah seseorang mengalami mabuk laut adalah;
- Riwayat keluarga dengan mabuk laut.
- Bermain ponsel atau membaca buku selama berada di atas kapal laut.
- Menderita migrain atau gangguan sistem vestibular.
- Mengalami perubahan hormonal karena kondisi tertentu, seperti sedang hamil, menstruasi, atau menggunakan kontrasepsi oral.
- Bawaan lahir

Mencegah Mabuk Laut
1. Makan Secukupnya
Pastikan untuk tidak membiarkan perut dalam keadaan kosong karena hal tersebut dapat memicu munculnya gejala mabuk laut.
- Dalam hal ini, Anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan rendah lemak untuk mengisi perut.

2. Minum Air Putih yang Cukup
 Dehidrasi bisa memicu munculnya mabuk laut. Selain itu, dehidrasi juga bisa memperburuk gejala pusing yang sering terjadi ketika seseorang mengalami mabuk laut. 
 
3. Konsumsi Teh Jahe atau Obat Antimabuk
Teh jahe dikenal sebagai minuman herbal yang bisa membantu meredakan rasa mual karena mabuk perjalanan, termasuk mabuk laut. Pasalnya, jahe mengandung senyawa khusus yang dapat menekan pusat saraf yang mengirimkan sinyal mual dan muntah di dalam otak. Selain teh jahe, Anda juga bisa mengonsumsi obat antimabuk 1 jam sebelum naik kapal untuk mencegah mabuk laut, jika diperlukan.

4. Mengunyah Permen Karet
Mengunyah makanan ringan juga bisa dilakukan untuk membantu mengurangi risiko munculnya gejala mabuk laut, seperti pusing dan mual. Agar lebih praktis, Anda dapat mengunyah permen karet untuk membantu meredakan mabuk laut selama berada di atas kapal.

 5. Pilih area yang minim guncangan
Ini juga menjadi salah satu cara mencegah mabuk laut yang bisa dilakukan. Area ini biasanya terletak di bagian tengah, atas, dan belakang kapal. Saat duduk, usahakan juga untuk berada di dekat jendela agar pandangan tertuju pada laut lepas yang bergerak.

Pada dasarnya, mabuk laut merupakan kondisi yang kerap dihindari oleh banyak orang karena dapat membuat perjalanan menjadi tidak nyaman Jika Anda ingin mengetahui langkah tepat dalam mencegah terjadinya mabuk laut, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter. (*)

12 Apr 2024

Penulis : Folber Siallagan

Wisatawan di Pesisir Selatan Jawa Diminta Waspada Air Pasang

Gelombang air laut tinggi diperkirakan akan terjadi di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa. Gelombang tinggi ini terjadi secara bertahap dan berbeda-beda ketinggiannya di tiap titik. Untuk itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau wisatawan yang memanfaatkan libur Lebaran 2024 dengan mengunjungi pantai selatan Jawa untuk mewaspadai potensi bahaya tersebut.

Menurut laporan BMKG, kawasan selatan Pulau Jawa yang paling diwaspadai gelombang tinggi adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Tinggi gelombang laut di perairan selatan Jabar, Jateng, dan DIY pada hari ini hingga Sabtu (13/4) diprakirakan berkisar 1,25-2,5 meter atau masuk kategori sedang," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Jumat.
Namun demikian, kata dia, ada potensi pasang air laut pada siang hari dengan waktu terjadinya pasang maksimum di setiap wilayah pantai berbeda-beda.
Misalnya, dia mencontohkan pasang maksimum di pantai selatan Cilacap pada hari Jumat (12/4) diprakirakan terjadi pada pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB dengan ketinggian mencapai 2,1 meter.
Sementara pada hari Sabtu (13/4), lanjut dia, pasang maksimum di pantai selatan Cilacap diprakirakan mencapai 2,1 meter pada pukul 11.00 WIB.
"Air laut akan mengalami pasang secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada waktu-waktu tertentu dan setelah itu akan surut secara bertahap pula," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau wisatawan pantai selatan Jabar, Jateng, dan DIY untuk mewaspadai pasang air laut yang dapat menambah tinggi gelombang.
"Sebaiknya wisatawan tidak bermain air atau berenang terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya menegaskan.
Disinggung mengenai prakiraan cuaca di jalur darat khususnya Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng, Teguh mengatakan berdasarkan peringatan dini cuaca dan iklim Provinsi Jawa Tengah periode Dasarian II April 2024 yang dikeluarkan BMKG, hujan masih berpotensi terjadi di jalur selatan yang melintasi Kabupaten Kebumen, Banyumas, dan Cilacap, maupun jalur tengah Jateng yang melintasi Kabupaten Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, dan Purbalingga.
BMKG mengingatkan sejumlah wilayah seperti Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Semarang, Temanggung, Pekalongan, Pemalang, Tegal, dan Brebes untuk waspada potensi curah hujan tinggi yang mencapai kisaran 150-200 milimeter per dasarian.
"Bagi para pemudik yang bersepeda motor diimbau untuk waspada terjadinya hujan saat melintas di jalur selatan maupun jalur tengah Jateng terutama pada siang hingga sore hari," pungkas Teguh. (*)