Berita
7 Apr 2024
Penulis : Folber Siallagan
Asyiknya Pulang Kampung Naik Kapal Laut
Hiruk pikuk penumpang terlihat memenuhi area menuju kapal KM Nggapulu di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, Minggu 7 April 2024. Setidaknya 2.000 penumpang masuk ke kapal milik PT Pelni itu untuk berlayar menuju Makassar, Surabaya dan berakhir di Jakarta. Mereka adalah para pemudik yang bekerja di Maluku dan sekitarnya dan hendak pulang kampung.
Karena melayani para pemudik yang jumlahnya membeludak, kapal menambah kuota penumpang hingga 2.000 orang dari kapasitas normal sekitar 1.600an orang. Itu sebabnya setiap sudut kapal dipenuhi penumpang.
Bermodalkan tikar atau apapun yang bisa menjadi alas, para penumpang terlihat beristirahat dan bercengkerama dengan teman atau kerabatnya di atas kapal.
“Malah seru kok, kan yang penting bisa mudik dan Lebaran bersama keluarga di kampung," kata Fitriani, pemudik tujuan Surabaya. Meski dia harus berlayar dua hari dua malam lamanya, dia mengaku senang.
Tentu saja dia senang karena naik kapal kini memang cukup nyaman dan aman. Kapal menyediakan makan tiga kali sehari plus makanya waktu sahur dan buka bagi yang berpuasa. Makanannya pun enak, bersih, sehat dan porsinya mantap.
Untuk menghikangkan kebosanan, manajemen kapal menyediakan bioskop mini yang diputar tiga kali sehari dengan tarif Rp20 ribu per orang.
Jika tidak mau keluar uang, penumpang bisa naik ke lantai 7 di mana ada ruang terbuka sehingga dapat melihat langsung hamparan laut lepas. Untuk menemani keasyikan menikmati pemandangan dan angin laut, ada sejumlah kafetaria yang menyediakan minuman hangat, dingin dan aneka camilan.
Di lantai tujuh ini pula keakraban sesama penumpang biasanya terbangun. Meski awalnya tak saling kenal, kini obrolan-obrolan ringan hingga berat bisa terwujud. Mereka yang berasal dari latar belakang berbeda pun menjadi akrab satu sama lain.
Pengumuman yang ditunggu para penumpang selain pengumuman mengambil jatah makan, adalah pengumuman ‘kapal akan sandar dalam waktu satu jam’. Ini pertanda kapal sampai di tujuan dan penumpang bisa bisa bersiap-siap turun.
Berhari-hari berlayar dan bersesakan diatas kapal seolah langsung dilupakan begitu saja. Mereka pun antusias merapat ke pintu keluar menunggu kapal sandar dan membuka pintu. Bahkan, saat kapal belum sandar pun pintu deck empat depan dan belakang sudah dipenuhi para penumpang berikut dengan barang-barang bawaan agar dapat lekas turun.
Saat pintu deck empat dibuka dan tangga kapal disandarkan, para penumpang tak bisa langsung melenggang turun. Mereka harus menghadapi riuh dan ramainya para buruh yang berlomba-lomba menawarkan jasanya untuk mengangkut barang milik penumpang.
Sembari berlari, para buruh menelisik masuk melalui koridor-koridor menuju deck-deck yang ada agar mendapatkan banyak barang yang bisa diangkut.
Terlepas dari hiruk pikuk mudik menggunakan kapal laut, setiap perjalanan memiliki ceritanya masing-masing. Sejauh seseorang mengadu nasib, bahkan hingga ke pelosok negeri, tradisi mudik mengingatkan bahwa akan selalu ada rumah untuk pulang bagi siapa saja. (*)
Berita Lainnya